Ipb Resmi Meluncurkan Varietas Padi Unggul
Upaya Institut Pertanian Bogor (IPB) membantu pemerintah mencegah krisis pangan secara resmi dimulai. Tepatnya sehabis mereka meluncurkan lima varietas padi unggul kemarin (5/9). Padi varietas unggul ini cocok untuk ditanam di lahan rawa dan persawahan biasa.
Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB Prof Dr Iskkamur Z. Siregar menuturkan, varietas padi untuk lahan rawa adalah, IPB Batola 5R, IPB Batola 6R, dan IPB Kapuas 7R. Selanjutnya varietas padi untuk lahan sawah yaitu IPB 3S dan IPB 4S. "Varietas yang diluncurkan ini dikembangkan oleh Dr Hajrial Aswidinnor dan kawan-kawan," katanya ketika dihubungi dari Jakarta. Peluncuran ini sendiri digelar di kampus IPB Baranangsiang, Bogor.
Iskkamur menuturkan, setiap varietas padi unggul itu mempunyai ciri khas serta keunggulan masing-masing. Dia mensampelkan untuk padi varietas IPB 3S, mempunyai umur tumbuhan sekitar 112 hari. Rata-rata hasil panen padi varietas ini dapat mencapai 7 ton/hektar (Ha), serta potensi panen mencapai 11,2 ton/Ha.
Padi varietas IPB 3S ini juga mempunyai keunggulan lain yaitu tahan terhadap hama penyakit Tungro. Padi ini juga agak tahan terhadap serangan hawar daun basil patotipe III. "Padi ini cocok ditanam di lahan irigasi dan tadah hujan," katanya.
Selanjutnya, untuk varietas padi lahan rawa yang paling menyedot perhatian yaitu IPB Kapuas 7R. Padi varietas ini mempunyai umur tumbuhan sekitar 112 hari. Dengan bentuk gabah ramping, padi ini mempunyai potensi panen sebesar 5,1 ton/Ha. Padi ini juga tahan terhadap penyakit blas (bercak) ras 073 dan hawar daun basil patotipe III.
Menurut Iskkamur, padi di lahan rawa maupun sawah mempunyai peminat sendiri-sendiri. Dia menuturkan, secara umum padi rawa mempunyai keunggulan gabah yang ramping dan panjang. "Gabah dengan bentuk ini disukai masyarakat Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah," ucap dia.
Sementara untuk padi lahan sawah, merupakan padi dengan tipe anyar dan mempunyai malai yang lebat. Selain itu, pada sawah karya IPB ini juga tahan terhadap penyakit Tungro.
Iskkamur menjelaskan, waktu yang diharapkan tim IPB untuk riset varietas unggul ini mencapai delapan tahun. Dia menyampaikan riset untuk varietas padi ini dimulai semenjak 2001 lalu. Selama kurun waktu itu, tim melkamikan tahapan penyilangan tetua sampai pelepasan varietas. "Sedangkan untuk biaya yang dihabiskan rata-rata Rp 1 miliar per varietas," kata dia.
Iskkamur menegaskan bila IPB pada prinsipnya ingin turut menyumbang dan mendukung kegiatan ketahanan pangan nasional. Program penciptaan padi varietas unggul berikutnya yaitu membuat padi yang mempunyai anakan sedikit, tetapi dengan jumlah malai yang lebat yaitu di atas 200 butir per malai.
Untuk produksi massal, Iskkamur menyampaikan sudah menjadi kegiatan IPB. Tetapi untuk ketika ini, padi varietas unggul itu masih diproduksi terbatas melalui unit perjuangan Darmaga Seed di Departemen Agronomi dan Holtikultura (AGH) Fkamiltas Pertanian IPB.
Iskkamur mengatakan, taktik pemasaran yang masih terbatas ini dilkamikan melalui kerjasama dengan jaringan kelompok tani. "IPB sifatnya hanya sebagai penyedia keahlian (expertise) melalui pemulia dan penyedia indukan," tuturnya.
Untuk urusan komersialisasi, Iskkamur menyampaikan IPB idealnya hanya bergerak pada urusan penyedia breeder seed (benih penjenis) dan foundation seed (benih dasar) saja. Sedangkan untuk tahap perbanyakan, dilkamikan oleh pihak ketiga. Misalnya kelompok tani atau perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN. Saat ini, tutur Iskkamur, sudah ada perusahaan India yang berhubungan memperbanyak benih padi varietas unggul.
Selain menyebarkan padi vareitas unggul, ketika ini IPB juga sedang menyebarkan cabai, kedelai hitam, kedelai tahan asam, padi gogo, dan padi tahan asam. Sementara semenjak 2010 sampai 2012, IPB sudah meluncurkan 24 varietas tumbuhan unggulan. Yaitu padi tujuh varietas, papaya (5), melon (5), cabe (3), dan kentang, alpukat, nanas serta pisang masing-masing satu vareitas.
Lima Varietas Padi Unggul Baru :
1. IPB Batola 5R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 116 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 183 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,3 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 5,3 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 23,9 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: agak tahan terhadap wereng batang coklat, tahan terhadap hawar daun basil patotipe III, agak rentan terhadap hawar daun basil patotipe VIII, baik ditanam di lahan rawa
2. IPB Batola 6R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 117 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 186 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,2 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 4,9 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 25,1 gram
- Tekstur nasi: Pulen
- Keunggulan: agak tahan terhadap penyakit blas (ras 033 dan ras 133), tahan terhadap hawar daun basil III, baik ditanam di lahan rawa
3. IPB Kapuas 7R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 211 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,5 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 5,1 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 24 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: agak peka terhadap wereng batang coklat biotipe 1, peka terhadap wereng batang coklat biotipe 2 dan biotipe 3, tahan terhadap penyakit blas (ras 033), Agak tahan terhadap penyakit blas (ras 073) dan hawar daun basil patotipe III, baik ditanam di lahan rawa
4. IPB 3S (Jenis Padi Sawah)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: medium (agak gendut)
- Jumlah gabah per malai: 223 butir
- Rata-rata hasil panen: 7 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 11,2 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 28,2 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: tahan terhadap Tungro, baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl)
5. IPB 4S (Jenis Padi Sawah)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: medium (agak gemuk)
- Jumlah gabah per malai: 218 butir
- Rata-rata hasil panen: 7 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 10,5 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 27,6 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: tahan terhadap Tungro, agak tahan terhadap hawar daun (bakteri patotipe III), dan baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl).
Sumber: http://fateta.ipb.ac.id Sumber https://ayotanioke.blogspot.com
Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB Prof Dr Iskkamur Z. Siregar menuturkan, varietas padi untuk lahan rawa adalah, IPB Batola 5R, IPB Batola 6R, dan IPB Kapuas 7R. Selanjutnya varietas padi untuk lahan sawah yaitu IPB 3S dan IPB 4S. "Varietas yang diluncurkan ini dikembangkan oleh Dr Hajrial Aswidinnor dan kawan-kawan," katanya ketika dihubungi dari Jakarta. Peluncuran ini sendiri digelar di kampus IPB Baranangsiang, Bogor.
Iskkamur menuturkan, setiap varietas padi unggul itu mempunyai ciri khas serta keunggulan masing-masing. Dia mensampelkan untuk padi varietas IPB 3S, mempunyai umur tumbuhan sekitar 112 hari. Rata-rata hasil panen padi varietas ini dapat mencapai 7 ton/hektar (Ha), serta potensi panen mencapai 11,2 ton/Ha.
Padi varietas IPB 3S ini juga mempunyai keunggulan lain yaitu tahan terhadap hama penyakit Tungro. Padi ini juga agak tahan terhadap serangan hawar daun basil patotipe III. "Padi ini cocok ditanam di lahan irigasi dan tadah hujan," katanya.
Selanjutnya, untuk varietas padi lahan rawa yang paling menyedot perhatian yaitu IPB Kapuas 7R. Padi varietas ini mempunyai umur tumbuhan sekitar 112 hari. Dengan bentuk gabah ramping, padi ini mempunyai potensi panen sebesar 5,1 ton/Ha. Padi ini juga tahan terhadap penyakit blas (bercak) ras 073 dan hawar daun basil patotipe III.
Menurut Iskkamur, padi di lahan rawa maupun sawah mempunyai peminat sendiri-sendiri. Dia menuturkan, secara umum padi rawa mempunyai keunggulan gabah yang ramping dan panjang. "Gabah dengan bentuk ini disukai masyarakat Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah," ucap dia.
Sementara untuk padi lahan sawah, merupakan padi dengan tipe anyar dan mempunyai malai yang lebat. Selain itu, pada sawah karya IPB ini juga tahan terhadap penyakit Tungro.
Iskkamur menjelaskan, waktu yang diharapkan tim IPB untuk riset varietas unggul ini mencapai delapan tahun. Dia menyampaikan riset untuk varietas padi ini dimulai semenjak 2001 lalu. Selama kurun waktu itu, tim melkamikan tahapan penyilangan tetua sampai pelepasan varietas. "Sedangkan untuk biaya yang dihabiskan rata-rata Rp 1 miliar per varietas," kata dia.
Iskkamur menegaskan bila IPB pada prinsipnya ingin turut menyumbang dan mendukung kegiatan ketahanan pangan nasional. Program penciptaan padi varietas unggul berikutnya yaitu membuat padi yang mempunyai anakan sedikit, tetapi dengan jumlah malai yang lebat yaitu di atas 200 butir per malai.
Untuk produksi massal, Iskkamur menyampaikan sudah menjadi kegiatan IPB. Tetapi untuk ketika ini, padi varietas unggul itu masih diproduksi terbatas melalui unit perjuangan Darmaga Seed di Departemen Agronomi dan Holtikultura (AGH) Fkamiltas Pertanian IPB.
Iskkamur mengatakan, taktik pemasaran yang masih terbatas ini dilkamikan melalui kerjasama dengan jaringan kelompok tani. "IPB sifatnya hanya sebagai penyedia keahlian (expertise) melalui pemulia dan penyedia indukan," tuturnya.
Untuk urusan komersialisasi, Iskkamur menyampaikan IPB idealnya hanya bergerak pada urusan penyedia breeder seed (benih penjenis) dan foundation seed (benih dasar) saja. Sedangkan untuk tahap perbanyakan, dilkamikan oleh pihak ketiga. Misalnya kelompok tani atau perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN. Saat ini, tutur Iskkamur, sudah ada perusahaan India yang berhubungan memperbanyak benih padi varietas unggul.
Selain menyebarkan padi vareitas unggul, ketika ini IPB juga sedang menyebarkan cabai, kedelai hitam, kedelai tahan asam, padi gogo, dan padi tahan asam. Sementara semenjak 2010 sampai 2012, IPB sudah meluncurkan 24 varietas tumbuhan unggulan. Yaitu padi tujuh varietas, papaya (5), melon (5), cabe (3), dan kentang, alpukat, nanas serta pisang masing-masing satu vareitas.
Lima Varietas Padi Unggul Baru :
1. IPB Batola 5R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 116 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 183 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,3 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 5,3 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 23,9 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: agak tahan terhadap wereng batang coklat, tahan terhadap hawar daun basil patotipe III, agak rentan terhadap hawar daun basil patotipe VIII, baik ditanam di lahan rawa
2. IPB Batola 6R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 117 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 186 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,2 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 4,9 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 25,1 gram
- Tekstur nasi: Pulen
- Keunggulan: agak tahan terhadap penyakit blas (ras 033 dan ras 133), tahan terhadap hawar daun basil III, baik ditanam di lahan rawa
3. IPB Kapuas 7R (Jenis Padi Rawa)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: ramping
- Jumlah gabah per malai: + 211 butir
- Rata-rata hasil panen: 4,5 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 5,1 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 24 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: agak peka terhadap wereng batang coklat biotipe 1, peka terhadap wereng batang coklat biotipe 2 dan biotipe 3, tahan terhadap penyakit blas (ras 033), Agak tahan terhadap penyakit blas (ras 073) dan hawar daun basil patotipe III, baik ditanam di lahan rawa
4. IPB 3S (Jenis Padi Sawah)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: medium (agak gendut)
- Jumlah gabah per malai: 223 butir
- Rata-rata hasil panen: 7 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 11,2 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 28,2 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: tahan terhadap Tungro, baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl)
5. IPB 4S (Jenis Padi Sawah)
- Umur tanaman: + 112 hari
- Bentuk gabah: medium (agak gemuk)
- Jumlah gabah per malai: 218 butir
- Rata-rata hasil panen: 7 ton/Ha
- Potensi hasil panen: 10,5 ton/Ha
- Berat 1.000 butir: + 27,6 gram
- Tekstur nasi: pulen
- Keunggulan: tahan terhadap Tungro, agak tahan terhadap hawar daun (bakteri patotipe III), dan baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl).
Sumber: http://fateta.ipb.ac.id Sumber https://ayotanioke.blogspot.com
Comments
Post a Comment