Kppu: Impor Beras Jelang Panen Raya Dapat Rugikan Petani
Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha mengkhawatirkan rencana pemerintah impor beras 500.000 ton yang masuk simpulan Januari. Impor beras dikhawatirkan memperlihatkan pengaruh negatif bagi petani alasannya yaitu waktunya berdekatan ekspresi dominan panen.
Musim panen beras diperkirakan pada Februari-Maret. Dengan kata lain di waktu tersebut pasokan beras bakal meningkat. Namun kalau ditambah dengan pasokan impor bakal menciptakan harga gabah di tingkat petani anjlok alasannya yaitu kelebihan pasokan beras.
"Kalau benar contoh tanam kita Februari hingga Agustus, nanti kalau impor beras itu masuk, berdasarkan Mendag (Menteri Perdagangan) masuk pada dikala awal panen raya atau panen besar di kita, impor ini dapat menciptakan kerugian bagi petani kita," kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf dalam FGD di Kantor KPPU, Jakarta, Senin (15/1/2018).
Pengamat ekonomi INDEF Bustanul Arifin menambahkan. Agar impor yang berdekatan dengan ekspresi dominan panen tidak berdampak negatif bagi petani, penyetokan beras perlu dilakukan dengan baik.
"Kalau dikelola dengan baik dan yang mengelola andal administrasi stok, mungkin tidak perlu dikhawatirkan," katanya dalam konferensi usai FGD bersama KPPU.
Namun, dirinya tetap meminta para pihak meragukan hal itu. Mau bagaimana juga, kelebihan stok beras dapat menciptakan harga di tingkat petani tertekan.
"Sehingga undangan saya, kalau pemerintah serius bantu petani dan stabilkan harga beras, coba secara serius membantu pengeringan dan dikelola secara profesional dan bisnis, sehingga banyak penggilingan padi kecil banyak terima manfaat dan petani tidak dirugikan," tambahnya. Sumber detik.com
Comments
Post a Comment