Beberapa Varietas Padi Di Indonesia
Secara umum, flora padi dibedakan dalam 3 jenis varietas:
Sumber https://ayotanioke.blogspot.com
1. Varietas Padi Hibrida
Adalah varietas padi yang alhasil akan maksimal jika sekali ditanam. Tetapi jika benih keturunannya ditanam kembali maka alhasil akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibentuk atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya supaya petani membeli kembali. Harga benih bibit unggul sangat mahal, sanggup mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo.(mahal banget pokoknya). Varietas padi bibit unggul ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.
Contoh Padi Hibrida:
Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, dll.
2. Varietas Padi Unggul
Adalah varietas yang sanggup berkali-kali ditanam dengan perlanean yang baik. Hasil dari panen varietas ini sanggup dijadikan benih kembali. Ada petani yang sanggup menanam hingga 10 kali lebih dengan hasil yang hampir sama. Varietas padi unggul biasanya telah di lepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati aneka macam uji coba. Harga benih verietas ini murah, harganya sanggup mencapai 5 ribu- 10 ribu per kilo.
Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam petani adalah
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll.
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll.
Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan dari pihak BATAN telah mengeluarkan padi varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk, Pengkaun Putri dll.
Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam petani. Pemerintah ingin supaya INPARI 13 menggeser varietas ciherang yang paling banyak ditanam petani.
Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terupdate dengan keunggulan yang lebih baik menyerupai : Inpari 14 Panean, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll.
Untuk tahun 2012 : telah dilepas beberapa varietas padi, antara lain: inpari 22-29.
Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll. Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dll
IR 64
Mekonga
3. Varietas Padi Lokal
Varietas padi lokal yaitu varietas padi yang sudah usang menyesuaikan diri di tempat tertentu. Sehingga varietas ini memiliki karakteristik spesifik lokasi di tempat tsb. Setiap varietas memiliki keunggulan dan kelemahan. Demikian juga untuk varietas lokal tsb.
Contoh varietas lokal: varietas kebo, dharma ayu, cowok idaman, (Indramayu), Gropak, Ketan tawon, Gundelan ( Malang), Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), Angkong, Bengawan, Engseng, Melati, Markoti, Longong, Rejung Kuning, Umbul-umbul, Tunjung, Rijal, Sri Kuning, Untup, Tumpang Karyo, Rangka Madu, Sawah Kelai, Tembaga, Tjina, dll.
Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akhir tidak diperdayakan secara intensif. Dan ke tiga belas varietas padi lokal Banyumas tersebut adalah:
1. Padi Hitam
2. Padi Gengkaumana
3. Padi Kidangsari
4. Padi Konyal
5. Padi Cere Unggul
6. Padi Cere Kuning
7. Padi Sari Wangi
8. Padi Pengkaun Wangi
9. Padi Mentik Wangi
10. Padi Mentik
11. Padi Mendali
12. Padi Sri Wulan
13. Padi Wangi Lokal.
Beras dari jenis padi tersebut, sebelum ditemukan jenis padi IR telah menjadi primadona masyarakat Banyumas. Terutama jenis Gengkaumana atau padi Grendeng. Namun ketika ini, varietas tersebut hanya sanggup dijumpai pada daerah-daerah tertentu di pelosok Banyumas. Itu pun populasinya sangat sedikit dan terbatas. Jenis padi Hitam, Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning benihnya masih ada di Grumbul Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden.
Varietas Gengkaumana, Kidangsari, Sari Wangi, Pengkaun Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan ditemukan di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen. Dan, varietas Mentik Wangi dan Wangi Lokal benihnya didapat dari Faneltas Pertanian Unsoed.
Agar ketiga belas varietas tersebut tidak punah, kini varietas itu tengah dikembangkan di Balai Benih Bojongsari. Dua varietas di antaranya, yaitu Mentik Wangi dan Wangi Lokal telah memasuki masa panen, sebab usia masa tanamnya sama dengan padi jenis IR.
Dicontohkan, di areal 9 hektare milik balai benih, semenjak 29 Desember 2002 telah ditanam secara serentak varietas IR dan lokal. Ternyata, ketika varietas IR memasuki panen tamat Maret ini, untuk varietas lokal update memasuki masa berbuah selisih 1 hingga 2 bulan.Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akhir tidak diperdayakan secara intensif.
1. Padi Hitam
2. Padi Gengkaumana
3. Padi Kidangsari
4. Padi Konyal
5. Padi Cere Unggul
6. Padi Cere Kuning
7. Padi Sari Wangi
8. Padi Pengkaun Wangi
9. Padi Mentik Wangi
10. Padi Mentik
11. Padi Mendali
12. Padi Sri Wulan
13. Padi Wangi Lokal.
Beras dari jenis padi tersebut, sebelum ditemukan jenis padi IR telah menjadi primadona masyarakat Banyumas. Terutama jenis Gengkaumana atau padi Grendeng. Namun ketika ini, varietas tersebut hanya sanggup dijumpai pada daerah-daerah tertentu di pelosok Banyumas. Itu pun populasinya sangat sedikit dan terbatas. Jenis padi Hitam, Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning benihnya masih ada di Grumbul Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden.
Varietas Gengkaumana, Kidangsari, Sari Wangi, Pengkaun Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan ditemukan di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen. Dan, varietas Mentik Wangi dan Wangi Lokal benihnya didapat dari Faneltas Pertanian Unsoed.
Agar ketiga belas varietas tersebut tidak punah, kini varietas itu tengah dikembangkan di Balai Benih Bojongsari. Dua varietas di antaranya, yaitu Mentik Wangi dan Wangi Lokal telah memasuki masa panen, sebab usia masa tanamnya sama dengan padi jenis IR.
Dicontohkan, di areal 9 hektare milik balai benih, semenjak 29 Desember 2002 telah ditanam secara serentak varietas IR dan lokal. Ternyata, ketika varietas IR memasuki panen tamat Maret ini, untuk varietas lokal update memasuki masa berbuah selisih 1 hingga 2 bulan.Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akhir tidak diperdayakan secara intensif.
Comments
Post a Comment