Cara Petani Di Brebes Kurangi Kerugian Dikala Harga Bawang Anjlok

Foto: Imam Suripto/detikcomFoto: Imam Suripto/detikcom

Brebes - Kelompok Tani di Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mulai mencanangkan gerakan penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan untuk flora bawang merah dan padi. Selain untuk menjaga kelestarian tanah sawah, penggunaan produk organik ini untuk menghemat biaya tanam, sehingga sanggup terhindari dari kerugian apabila harga jual hasil panen anjlok.

Gerakan ini diprakarsai oleh Kelompok Tani Makmur Desa Sisalam Kecamatan Wanasari Brebes. Pencanangan ini diselenggarakan di Desa Sisalam dengan menghadirkan seluruh kelompok tani dari tempat lain.

Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Sisalam, Darwinto menjelaskan, gerakan ini didasari rasa keprihatinan petani terhadap hasil panen yang mengandung residu berbahaya sehingga ditolak di pasaran termasuk pasaran luar negeri. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia menjadi faktor penyebabnya.


"Maka kami mengajak kepada para petani untuk memakai produk ramah lingkungan. Tujuannya yakni produk petani di Brebes kondusif dikonsumsi. Selain itu, produk ramah lingkungan ini tidak mengganggu kesuburan tanah," kata Darwinto.

Foto: Imam Suripto/detikcom

Selain lebih kondusif dan sehat, penggunaan produk ini tergolong lebih murah, namun menghasilkan hasil panen yang bagus. Jika dihitung, penggunaan pupuk dan pestisida organik ini 50% lebih murah dibandingkan dengan pupuk dan obat obatan kimia.

"Kami sudah buktikan selama 10 bulan. Kami sudah membuktikan, bawang yang dihasilkan besar dan tidak terjangkit hama. Kaprikornus kalau harga bawang Rp 10 ribu per kg, kami masih sanggup untung. Tapi kalau semua pupuk dan obat pestisida memakai kimia, harga menyerupai itu sama sekali tidak sanggup menutup biaya tanam," ungkap Darwinto.


Foto: Imam Suripto/detikcom

Produk yang dihasilkan kelompok tani ini terdiri dari pupuk curah dan cair yang memakai materi dasar kotoran binatang dan limbah lainnya. Pupuk curah maupun cair, berdasarkan Darwinto sudah terbukti sanggup meningkatkan kesuburan tanah. Sedangkan pestisida yang dihasilkan yakni dari hasil pengembang biakkan kuman dan jamur. Bakteri dan jamur ini akan mematikan serangga yang mengganggu flora bawang.

Ada lagi produk pestisida alami yang berhasil dibentuk oleh kelompok tani ini. Pestisida ini terbuat dari buah Nimbo. Buah dari flora yang dikenal dengan sebutan pohon Soekarno ini berfungsi membunuh serangga. Cara pembuatannya pun cukup mudah, yakni diblender dan airnya digunakan untuk menyemprot serangga pada tanaman.

Penggunaan produk pupuk dan obat organik ini, berdasarkan Darwinto belum dilakukan semua petani. Mereka masih beranggapan, pestisida dan pupuk kimia lebih cepat membunuh serangga dibanding organik. Padahal, pestisida kimia ini kalau digunakan secara terus menerus akan merusak kesuburan tanah dan mengganggu kesehatan. Dia berharap, petani mulai beralih ke pupuk dan pestisida organik sehingga sanggup menekan biaya tanam dan sanggup menjaga kesuburan tanah.


"Memang cara kerjanya memakan waktu beberapa hari semenjak disemprotkan. Serangga akan mati sesudah dua atau tiga hari. Meski lambat beberapa hari tapi pasti. Serangga akan mati dengan sendirinya," terangnya.

Darwinto berharap, Pemerintah ikut menyukseskan gerakan penggunaan produk pupuk dan pestisida organik ini. Menurutnya, selama ini pemerintah kurang tanggap terhadap kerusakan tanah akhir pestisida yang berlebihan. Campur tangan pemerintah sangat diharapkan sehingga kesuburan tanah tetap terjaga demi ketersediaan pangan generasi yang akan datang.

Sementara, DR Rasipin, peneliti pestisida menjelaskan, efek yang ditimbulkan tidak saja pada tanah, melainkan juga pada kesehatan. Tanah yang sering terkena pestisida mengandung materi kimia timbal dalam jumlah besar. Petani yang terpapar juga sanggup terkena gangguan kesehatan.


"Tidak hanya pestisida, pupuk an organik ini membawa logam berat menyerupai timbal dan titanium. Kandungan logam berat tanah sawah di Brebes, lebih besar 10 kali lipat dibanding di Tegal. Timbal dan titanium ini mengganggu sistem endokrin," terangnya.

Sebagai contoh, Rasipin pernah meneliti penderita gondok di wilayah pantura. Setelah dilakukan penelitian, mereka terkena gondok sebab sering terpapar pestisida.
Sumber detik.com

Comments

Popular posts from this blog

Kriteria dan Cara Pemilihan Bibit KAKAO Unggul Berkualitas Tinggi

Panen Lebih Awal, Kementan Optimistis Pasokan Beras Cukup

Tips Okulasi kelengkeng Sendiri Sampai Pemilihan Bibit yang baik