Jokowi Minta Darmin Turunkan Harga Beras, Tapi Tak Rugikan Petani
Jakarta - Presiden Joko Widodo telah meminta Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution mencari cara semoga harga beras dapat turun sebelum Ramadan. Di sisi lain, penurunan harga beras tak merugikan petani.
Darmin menyampaikan pihaknya bersama dengan menteri terkait lainnya akan mencari cara semoga dapat menurunkan harga beras tapi tidak merugikan petani.
"Bapak Presiden itu dua ahad terakhir ini mulai memerintahkan suatu hal yang tidak mudah, tapi kita harus dapat mewujudkannya. Kita sudah mau puasa sudah mau Idulfitri jangan hingga harga beras masih tinggi harga daging masih tinggi. Makara pemerintah sedang mencoba mengumpulkan langkah untuk bagaimana menurunkan harga beras tetapi di petani gabahnya tidak turun jauh. Sekarang masih Rp 5.100 per kg," tutur Darmin di sela-sela program Jakarta Food Security Summit 4 di JCC, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Darmin menambahkan, pemerintah sudah memperlihatkan fleksibilitas kepada Bulog membeli gabah kering panen (GKP) Rp 4.400 per kg. Diyakini level tersebut masih menguntungkan bagi petani.
Namun, kata Darmin, dalam struktur biaya dalam produksi beras yang paling tinggi sebetulnya yakni sewa lahan dan biaya pengolahan lahan pertanian. Biaya itulah yang juga akan dicarikan upaya semoga dapat ditekan.
"Itu ia yang paling tinggi sehingga kita harus mencari jalan supaya ini jangan terlalu tinggi. Mungkin sewa lahan tidak gampang untuk diubah, alasannya yakni itu yakni milik dari pihak-pihak tertentu di pedesaan yang menjadi income bagi dia," tambahnya.
Hingga Februari 2018 semua kualitas beras mengalami kenaikan. Harga beras kualitas premium di penggilingan naik 0,31% menjadi Rp 10.382 per kilogram (kg) dari Januari yang sebesar Rp 10.350 per kg.
Untuk beras kualitas medium naik 0,37% menjadi Rp 10.215 per kg dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 10.177 per kg. Sedangkan untuk kualitas rendah naik 1,99% menjadi 9.987 per kg dari Januari yang sebesar Rp 9.793 per kg.
Menurut Darmin hal itu karena masa panen raya padi belum merata. Oleh alasannya yakni itu harga beras masih saja tinggi. Sumber detik.com
Comments
Post a Comment