Mentan Klaim Panen Raya, Kok Pasokan Beras Kurang?
Jakarta - Bulan kemarin Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan seremonial panen raya di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, pasoka beras di pasar induk Cipinang terpantau kurang dan mengakibatkan harga beras masih saja tinggi.
Baca juga: Ke Sumsel, Mentan Panen Padi di Lahan Rawa |
Pada 22 Januari 2018 Kementan mulai panen raya di Jawa Timur, tepatnya di Desa Arum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Di lokasi itu panen raya dilakukan di lahan seluas 1.800 hektare.
Di hari selanjutnya, perayaan panen raya dilakukan di Desa Sari, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Saat itu panen dilakukan dari lahan seluas 7.000 hektar.
Terakhir dalam turnya, Kementan juga menghadiri panen raya di wilayah Grobokan. Padi yang dipanen dari lahan seluas 627 hektare.
Namun nyatanya harga beras masih tinggi. Di Pasar Induk Cipinang, salah satu pedagang, Uwi mengungkapkan harga beras sudah naik semenjak Januari.
Untuk beras kualitas medium naik dari Rp 9.500 per kg menjadi Rp 11.500 per kg. Sementara untuk beras pandan anyir naik dari Rp 13.000 per kg menjadi Rp 16.00 per kg.
"Itu gres panen beberapa daerah saja, belum panen raya. Ini bulan-bulan paceklik. Biasanya sebelum panen raya paceklik," tuturnya kepada detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Minggu (11/2/2018).
Uwi mengaku biasanya stok dagangan di tokonya dapat mencapai 50 ton. Namun pada periode Januari sampai ketika ini rata-rata stoknya hanya 20 ton.
Dia juga biasanya menyerap pasokan beras dari banyak sekali tempat. Namun ketika ini pasokan tiba hanya dari wilayah Jawa Tengah.
"Biasanya dari Indramayu, Garut Karawang dan lain-lain. Tapi yang ada kini kebanyakan dari Jawa Tengah, sebab memang lagi panen di sana," imbuhnya. Sumber detik.com
Comments
Post a Comment