Begini Cara Mentan Serap Gabah Petani 2,2 Juta Ton Sampai Juni
Surabaya - Usai membentuk Tim Serap Gabah Petani (Tim Sergap) 3 hari lalu, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, pastikan terget serap gabah 2,2 juta ton hingga Juni 2018 akan tercapai.
"Ini luar biasa hari ini, semakin mantap perjalanan serap gabah. MoU 3 hari lalu, ini hari keempat jalan, kemarin sudah mulai serap, hari ini Bulog sudah keluarkan SPK nya kemudian BRI sudah siap dananya, Babinsa, PPL kadis siapkan gabahnya. Target 10 ribu ton/hari sudah dibagi habis," kata Amran dalam Rapat Koordinasi Sergap Provinsi Jatim di Hotel Mercure Surabaya, Kamis (8/2/2018).
Tim Sergap diperlukan dapat mencapai sasaran 2,2 juta ton hingga Juni 2018 dengan pengawasan dilakukan semua pihak mulai PPL, Satgas Pangan, Babinsa, Babinkamtibmas serta perbankan yang menawarkan modal.
"2,2 juta ton pengadaan hingga Juni yang dulu hanya 1 juta ton. Kita naikkan tahun ini menjadi 2,2 juta ton, kita fokus 7 provinsi lumbung pangan, salah satunya Jawa Timur," ujar Amran.
Dia juga menjamin soal harga beli gabah petani dengan mengeluarkan fleksibilitas. "Kita sudah tentukan. Kita sudah keluarkan fleksibilitas Rp 4.070/kg, bila ada Rp 4.200/kg masih kita perintahkan untuk ambil," tegas Amran.
Selain mengungkapkan sasaran 2,2 juta ton, Amran juga mengaku sudah mengantisipasi serangan hama, banjir dan kekeringan yang terjadi pada gabah.
"Kalau gagal panen ada dong. Jangan selalu diperbincangkan kekeringan, hama dan banjir dengan luasan masing masing 5 hektar. Tahu tidak luas lahan padi di Indonesia 15 juta hektar, dan biasanya yang disorot 5 hektar di dalamnya 15 juta hektar, kelihatan tidak 5 hektar dari 15 juta bila dilihat dari satelit," tegas Arman.
Pihaknya sudah menawarkan toleransi ambang batas sebesar 5 persen bagi lahan gabah yang terkena hama, banjir dan kekeringan. "Yang terpenting petani tidak rugi. Ada asuransi total banjir kemarin dengan hama bila tidak salah 40-100 ribu hektar seluruh Indonesia. jangan diperdebatkan hama. Hama harusnya dikontrol bukan dibasmi alasannya ialah tidak mungkin. Hama, banjir, kekeringan tiap tahun tiba makanya ada asuransi," pungkas Arman. Sumber detik.com
Comments
Post a Comment