Panen Lebih Awal, Kementan Optimistis Pasokan Beras Cukup
Jakarta - Berdasarkan pantauan Balitbangtan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) bersama Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota dan TNI, diketahui bahwa 23 provinsi yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat sudah memasuki masa panen semenjak awal Desember 2017.
Di wilayah Sumatera, panen raya padi sudah dimulai di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, dan Bangka Belitung. Khusus di Bangka Belitung, panen padi justru diawali di lahan bekas tambang di Kelurahan Sinar Jaya Jelutung, Kecamatan Sungai Liat, Kabupaten Bangka.
"Dengan sentuhan teknologi Balitbangtan, lahan tersebut bisa menghasilkan produktivitas sekitar 3-4 ton per hektare, yang sebelumnya lahan tersebut tidak bisa dimanfaatkan," ujar Kepala BBP2TP Dr. Haris Syahbuddin dalam keterangan tertulis, Minggu (17/12/2017).
Untuk wilayah Jawa, panen raya padi sudah terpantau di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Di tengah bahaya serangan pengganggu flora (OPT), khususnya WBC, produktivitas yang diperoleh mencapai 5-7 ton per hektare. Capaian yang berbeda terjadi di Jawa Timur. Produktivitas hasil panen padi petani di sana berkisar antara 8-10 ton per hektare.
Seluruh provinsi di wilayah Sulawesi juga telah memasuki masa panen raya padi. Hasil pantauan panen padi sudah terlihat di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Produktivitas padi yang diperoleh petani di wilayah Sulawesi berkisar 5-8 ton per hektare. Antusiasme petani padi menyambut panen raya padi yang datangnya lebih awal juga terjadi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun menginstruksikan seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengawal periode panen padi yang tahun ini terjadi lebih awal. Mentan ingin seluruh jajarannya terjun ke lapangan alasannya pada Desember 2016, petani masih dihadapkan dengan masa 'paceklik'.
Di samping itu, pengawalan ini diharapkan untuk mengatasi banyak sekali dilema yang mungkin dihadapi petani menyerupai harga yang anjlok, keperluan alat pengeringan gabah, dan pergudangan sanggup segera diatasi.
Keberhasilan percepatan demam isu panen raya yang terjadi pada Desember ini, tidak terlepas dari upaya Kementan yang secara intensif mengawal pelaksanaan aktivitas Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi. Upaya tersebut terdiri atas dukungan benih unggul bersertifikat, pencetakan sawah baru, ekspansi areal tanam gres (padi ladang), rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pembangunan embung, dan dukungan alsintan.
"Dengan dimulainya masa panen padi pada Desember ini, Kementan optimis ketersediaan pangan khususnya beras akan berlimpah," pungkas Haris. Sumber detik.com
Comments
Post a Comment