Ini Perbandingan Harga Beras Ri Dengan Negara Asean Lain

Foto: Andhika Akbarayansyah/InfografisFoto: Andhika Akbarayansyah/Infografis

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim harga beras di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan negara tetangga. Harga beras yang lebih murah ini karena biaya produksi petani lokal lebih murah dengan petani dari negara ASEAN sesama produsen beras menyerupai Vietnam dan Thailand.

Kasubdit Pemasaran dan Investasi Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Resfolidia, menuturkan kalau mengacu pada data KBRI Hanoi, World Bank, dan IRRI (International Rice Research Institute), harga beras medium rata-rata di Indonesia Rp 7.200/kg dan beras premium Rp 12.800/kg. Sementara di Vietnam beras dengan kualitas medium dipatok rata-rata Rp 7.230/kg dan premium Rp 19.800/kg.

"Padahal produktivitas rata-rata padi nasional Vietnam 5,8 ton/hektar, jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas padi rata-rata nasional Indonesia 5,3 ton/hektar. Artinya biaya produksi padi Indonesia lebih murah dibandingkan biaya produksi padi di Vietnam," kata Resfolidia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/12/2017).

Namun kalau dibandingkan dengan negara produsen beras lain menyerupai Thailand, menurutnya, harga beras di Indonesia masih terbilang lebih mahal. Harga beras di Negeri Gajah Putih tersebut rata-rata Rp 6.300/kg untuk kualitas medium, dan Rp 9.465/kg untuk beras premium.

Diungkapkan Resfodilia, soal tuduhan perihal penggunaan pupuk dalam budidaya padi di Indonesia yang overdosis, sehingga menjadikan biaya produksi padi lebih mahal dari negara tetangga juga menurutnya tidak benar.

"Argumennya alokasi pupuk bersubsidi per tahun tetap sebesar 9,55 juta ton tahun 2014 hingga dengan tahun 2017. Sementara itu luas tambah tanam padi, jagung dan kedelai mengalami peningkatan dari tahun 2014 seluas 18,29 juta hektar menjadi 2016 seluas 20,18 juta hektar. Artinya terjadi pengurangan takaran pupuk untuk komoditas padi, jagung maupun kedelai secara nasional," ujar Resfodilia.

Dia mengakui, memang di beberapa kawasan terjadi peningkatan penggunaan pupuk yang berlebihan. Namun demikian, sebagian besar pertanaman padi dipupuk dengan takaran di bawah takaran, sehingga masuk akal produktivitas padi Indonesia lebih rendah dibandingkan Vietnam.

"Untuk meningkatkan daya saing produk padi Indonesia, maka peningkatan produktivitas perlu dilakukan biar harga produk padi Indonesia menjadi semakin kompetitif sejalan dengan peningkatan luas panen per tahun," ucap Resfodilia.

Dia juga mengungkapkan, rendahnya biaya produksi padi Indonesia dibandingkan negara ASEAN lainnya tercermin dari meningkatnya ekspor beras organik premium dari tahun 2016 sebanyak 2.321 ton menjadi 4.071 ton pada tahun 2017, terjadi kenaikan 75%.

"Artinya daya saing produk padi Indonesia meningkat secara signifikan," pungkas Resfodilia.
Sumber detik.com

Comments

Popular posts from this blog

Kriteria dan Cara Pemilihan Bibit KAKAO Unggul Berkualitas Tinggi

Panen Lebih Awal, Kementan Optimistis Pasokan Beras Cukup

Tips Okulasi kelengkeng Sendiri Sampai Pemilihan Bibit yang baik